Pendahuluan

I. PENDAHULUAN



Masjid Jami Peninggalan Wali Perkasa
Adanya pola-pola kebijakan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia telah membawa angin segar bagi pembangunan pendidikan. Secara umum peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada : 1) Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia dan 2) Mutu Proses Pembelajaran. Karena itu sinergisitas dan kontinuitas suatu lembaga pendidikan dalam menyediakan tenaga pendidikan dan lulusan yang profesional dan unggul harus mendapat perhatian yang serius.
Hal tersebut, tentu saja memerlukan Sumber Daya Manusia yang cukup besar dan jangka waktu yang panjang, serta program yang kontinu. Madrasah Diniyah Takmiliyah Wali Perkasa Desa Pekiringan sebagai Pendidikan Non-Formal yang bernuansa islami bertekad merespon fenomena tersebut.
Madrasah Diniyah Takmiliyah Wali Perkasa Desa Pekiringan didirikan pada tahun 1961 dalam naungan Yayasan Islam Wali Perkasa, keberadaannya telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang menekankan perjuangannya dalam konteks Tafaqquh Fiddin, pencetak kader-kader muda penerus cita-cita bangsa dan agama. Berbeda dengan pondok pesantren, Madrasah Diniyah mempunyai beberapa ciri tersendiri, yakni :
1).      Memiliki kurikulum (program dan daftar pelajaran)
2).      Berkelas atau berjenjang
3).      Memiliki administrasi, seperti absensi, journal pelajaran, buku raport, buku infaq, piket guru dll
4).      Melaksanakan sistem klasikal
5).      Ustadz bertanggung jawab terhadap kemajuan santri
6).      Adanya uang syahriyah/SPP
Dalam perkembangannya, Madrasah Diniyah Takmiliyah Wali Perkasa Desa Pekiringan telah menunjukkan kemajuan dalam segala hal meskipun jauh dari kesempurnaan. Namun demikian tetap mepunyai peran yang besar dalam melaksanakan sendi-sendi dakwah di masyarakat untuk menjembatani kebutuhan ruhiyyah umat di tengah dekadensi moral, kebodohan, matrealistis dan kesyirikan yang menyebabkan keterpurukan umat islam dari zaman keemasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar